Darah adalah salah satu bagian tubuh yang paling mendapat perhatian dan penghargaan yang tinggi. Demikian tinggi penghargaaan tersebut, seringkali dihubungkan dengan berbagai hal yang sebenarnya di luar fungsi darah itu sendiri. Berbagai ungkapan seperti “darah daging”, “pertalian darah” , “tanah tumpah darah” , “darah biru” , “darah muda” , dan “darah mendidih” yang digunakan dalam percakapan. Hal ini menunjukkan betapa tingginya nilai darah pada pandangan manusia. Di pihak lain, darah juga melambangkan semangat hidup dan kemudaan. Hali ini juga dijimpai tidak hanya sekedar dalam ungkapan, tetapi juga dalam tindakan. Dalam pengobatan lama ada tindakan bekam, yaitu melukai kulit untuk engeluarkan darah yang dianngap “kotor”, dalam usaha mengobatan penyakit. Bahkan dalam praktinya, di abad pertengahan masehi orang sudah melakukan transfuse darah untuk tujuan “mempermuda”(rejuvenilisasi) tubuh.
A. Pengertian Darah
Darah adalah jaringan tubuh yang berbeda dengan jaringan tubuh lain, berada dalam konsistensi cair, beredar dalam suatu sistem tertutup yang dinamakan sebagai pembuluh darah dan menjalankan fungsi transport berbagai bahan serta fungsi homeostatis.
B. Sifat Darah
Darah adalah suatu cairan yang kental dan berwarna merah. Kedua sifat utama ini, yaitu merah dan kental, membedakan darah dari cairan tubuh yang lain. Kekentalan ini disebabkann oleh banyaknya senyawa dengan berbagai macam berat molekul, dari yang kecil sampai yang besar seperti protein, yang terlarut dalam darah. Warna merah, yang memberi ciri yang sangat khas bagi darah, disebabkan oleh adanya senyawa yang berwarna merah dalam sel-sel darah merah yang tersuspensi dalam darah.
C. Fungsi Darah
1. Respirasi-transpor oksigen dari paru-paru ke jarinagn dan CO2 dari jaringan ke paru-paru
2. Nutrisi- transpor zat-zat makanan yang diabsorpsi
3. Ekskresi- transport sisa metabolism ke ginjal, paru-paru, kulit dan usus untuk dibuang
4. Pemeliharaan keseimbangan asam basa di dalam tubuh
5. Pengaturan keseimbanag air melalui efek darah terhadap pertukaran air antara cairan yang beredar dan cairan jaringan
6. Pengatur suhu tubuh dengan penyebaran panas tubuh
7. Pertahanan terhadap infeksi oleh sel darah putih dan antibodi yang beredar
8. Transport hormone, pengaturan metabolism
9. Transport metabolit
D. Macam-macam Sel Darah
Apabila setetes darah diletakkan di atas kaca objek yang bersih dan kering kemudian dibuat sedinan hapus yang bersih dan diwarnai dengan pewarnaan May Griinwald-Giemsa (MGG), secara garis besar akan tampak sel-sel yang dapat dibagi dalam 3 kelompok besar :
Sel darah merah (SDM) atau eritrosit adalah sel darah yang terbanyak didalam darah. Karena sel ini mengandung senyawa yang berwarna, yaitu hemoglobin, maka dengan sendirinya darah berwarna merah.
Hemoglobin adalah suatu protein yang mengandung senyawa besi hemin. Hemoglobin mempunyai daya ikat terhadap oksigen dan karbondiogsida. Dalam menjalankan fungsinya membawa oksigen ke seluruh tubuh, hemoglobin di dalam SDM mengikat oksigen melalui suatu ikantan kimia khusus. Reaksi yang membantuk ikatan antara hemoglobin dan oksigen tersebut dapat dituliskan sebagai berikut :
Hb + O2 ⇌ HbO2
Hemoglobin yang tidak atau belum mengikat oksigen disebut sebagai deoksihemoglobin atau deoksiHb dan umumnya ditulis Hb saja. Hemoglobin yang mengikat oksigen disebut oksihemoglobin atau HbO2. Seperti yang tampak pada persamaan reaksi tersebut, reaksi ini dapat berlangsung dalam 2 arah. Meskipun demikian, reaksi yang berlangsung dalam arah ke kanan, yang merupakan reaksi penggabungan atau asosiasi terjadi didalam alveolud paru-paru, tempat berlangsungnya pertukaran udara antara tubuh dengan lingkungan. Sebaliknya, reaksi yang merupakan suatu reaksi penguraian atau disosiasi, terutama terjadi di dalam berbagai jaringan. Dengan demikian, dapat juga dikatakan bahwa hemoglobin dalam SDM mengikat oksigen di paru-paru dan melepaskan di jaringan, untuk diserahkan dan digunakan oleh sel-sel.
Fungsi lain dari sel darah merah ialah mengikat dan mempermudah tranportasi gas CO2. Di dalam paru-paru terjadilah pertukaran gas dengan lingkungan : oksigen diambil dari lingkunagan dan CO2 dikeluarkan ke lingkungan. Hanya sebagian saja dari CO2 yang berikatan langsung dengan molekul Hb melalui ikaan karbamino, berupa HbCO2. Sebagian yang lebih besar dari CO2 ini malahan diangkut sebagai bentuk terlarut dalam plasma. Akan tetapi berbeda dengan oksigen, CO2 tersebut tidaklah larut secara fisik dalam bentuk senyawa tersebut, akan tetapi sebagai bikarbonat (HCO3), yang pembentuknya sangat memerlukan sel darah merah. Di dalam sel darah merah terdapat enzim anhidrase karbonat yang mengkatalisis reaksi berikut :
CO2 + H2O H2CO3 H+ + HCO3-
Asam karbonat ion bikarbonat
Ciri-ciri sel darah merah, antara lain bentuknya melingkar, pipih, dan cakram bikonkaf, sel yang telah matang tidak mempunyai nucleus, berdiameter kurang dari 0,01 mm dan elastis.
2. Sel Darah Putih
Sel darah putih atau leukosit adalah sel lain yang terdapat di dalam darah. Yang berperan dalam mempertahankan tubuh terhadap penyusupan benda asing yang selalu dipandang mempunyai kemungkinan untuk mendatangkan bahaya bagi kelangsungan hidup individu selain itu, sel darah putih berfungsi sebagai pengangkut zat lemak.
Sel darah putih mempunyai ciri-ciri, antara lain tidak berwarna, mempunyai nucleus, kehilangan Hb, bentuknya tidak beraturan, dapat bergerak, dan dapat berubah bentuk.
Sel darah putih dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu granulosit dan agranulosit. Sebenarnya kedua jenis sel darah putih ini jelas terlihat pada granulosit. Granula mengandung beragam enzim dan protein yang membantu sel darah putih dalam melindungi tubuh.
Granulosit mempunyai nucleus yang banyak dan bersifat fagosit. Macam-macam granulosit, antara lain :
a. Neutrofil :
Jenis sel darah putih terbanyak. Bentuk nukleusnya beragam, misalnya batang, bengkok, atau bercabang-cabang. Neutrofil menjadi sel darah putih yang pertama merespon adanya infeksi dan sel-sel tersebut menelan patogen selama fagositosis.
b. Basofil :
Berbentuk U dan berbintik-bintik. Basofil melepaskan histamin pada saat terjadi reaksi alergi. c. Eosinofil :Berbintik-bintik kemerahan. Meningkat apabila terjadi infeksi atau reaksi alergi. Agranulsit hanya mempunyai sebuah nucleus dan tidak seluruhnya bersifat fagosit. Macam-macam agranulosit, antara lain :
a. Monosit : Jenis sel darah putih terbesar, bersifat fagosit, nukleusnya berbentuk seperti kacang, dan dapat bergerak cepat. Monosit yang berada pada suatu jaringan dapat berdiferensiasi menjadi makrofag yang berukuran lebih besar. Makrofag berfungsi untuk memfagosit patogen, sel using, dan puing-puing seluler dan dapat merangsang sel-sel darah putih yang lain untuk melindungi tubuh.
b. Limfosit :
Jenis sel darah putih yang tidak bersifat fagosit, selnya cenderung berbentuk lingkaran, berinti tunggal, dan hanya memperhatikan sedikit pergerakan. Fungsi limfosit untuk imunitas (kekebalan) terhadap patogen dan toksin tertentu. Ada dua macam limfosit yaitu limfosit B dan limfosit T. Limfosit B melindungi kita dengan memproduksi antibody yang akan menghancurkan patogen, sedangkan limfosit T secara langsung menghancurkan sel-sel yang mengandung antigen.
3. Keping Darah
Keeping darah disebut juga trombosit. Sebenarnay, trombosit tidak dapat dipandang sebagai sel utuh karena berasal dari sel raksasa yang berada di sumsung tulang, yang dinamakan megakariosit. Dalam pematangannya, megakariosit ini pecah menjadi 3000 sampai 4000 serpihan sel, yang dinamai sebagai trombosit atau keeping sel (platelet) tersebut. Trombosit mempunyai bentuk bicembung dengan garis 0,75-2,25 mm. Dengan sendirinya trombosit ini tidak mempunyai inti. Akan tetapi keeping sel ini masih dapat melakukan sintesis protein.
Selain itu, trombosit masih mempunyai mitokondria, butir glikogen yang mungkin berfungsib sebagai cadangan energy dan 2 jenis granula, yaitu granula- dan granula yang lebih padat. Granula- berisi enzim-enzim hidrolase asam yang mengigatkan kita kepada lisosom. Granula lebih padat antara lainberisi factor penggumpalan tertentu (factor V), factor pertumbuhan dan beberapa jenis glikoprotein, antara lain fibronektin.
Trombosit berfungsi penting dalam usaha tubuh untuk mempertahankan keutuhan jaringan bila terluka, sehingga tubuh tidak mengalami kehilangan darah dan terlindung dari penyusupan benda atau sel asing dan untuk melakukan agregasi.